Ditolak Rumah Sakit, Pria Ini Bonceng Jasad Istri Pakai Motor

Masih ingat kisah suami di India yang membopong mayat istrinya karena tak mendapat layanan dari rumah sakit? Cerita pilu itu kembali terjadi.

Kini menimpa Shankar Sah, pria 60 tahun asal distrik Purnia, wilayah Bihar bagian utara. Dia terpaksa membawa pulang mayat sang istri, Susheela Devi, dari rumah sakit dengan menggunakan sepeda motor.



Laman Zee News, sebagaimana dikutip Dream pada Senin 5 Juni 2017, melaporkan, Sah terpaksa membawa pulang mayat istrinya dengan motor karena tak mendapat layanan ambulans dari rumah sakit.

Berbagai upaya untuk mendapat ambulans telah dia lakukan. Namun tak jua mendapat kendaraan itu, padahal jenazah sang istri harus dibawa ke rumah untuk dimakamkan. Karena itulah Sah terpaksa membawa pulang mayat Devi dengan sepeda motor.

"Setelah istriku meninggal aku dikasih tahu untuk membawa pulang jasadnya dan ketika aku meminta staf medis yang bekerja untuk menyiapkan kendaraan, untuk membawa jenazah istriku ke desa, mereka meminta aku mencarinya sendiri," kata Sah.

Menurut laporan, Sah kemudian menemui sopir ambulans. Namun dia diminta membayar 2.500 rupee atau sekitar Rp500 ribu. Sayang, Sah tak mampu membayar tarif yang dipatok sang sopir.

Soal insiden itu, pejabat kesehatan di Purnia, MM Wasin, mengatakan, "Ambulans memang tak disediakan di rumah sakit dan satu-satunya ambulans yang dimiliki rumah sakit tidak berfungsi."


Sementara, Hakim Distrik, Pankaj Kumar Pal, menyebut insiden ini, "Tidak 'mengenakkan' dan memerintahkan penyelidikan terhadap insiden mayat wanita yang harus diangkut dengan sepeda motor itu."


Ada hampir jutaan cerita tentang ketidakadilan dan diskriminasi di luar sana. Dan kisah pria India bernama Dana Majhi ini menambah daftar panjang kisah-kisah pili tersebut.

Majhi harus memanggul jasad istrinya, Amangadei, di pundak. Pria dari Desa Melghar, Kalahandi, ini membungkus jasad Amangadei dengan selimut bekas dari rumah sakit.

Dia terpaksa berjalan 12 kilometer karena ditolak oleh rumah sakit saat ingin menggunakan ambulans untuk membawa istrinya yang wafat karena TBC pada Rabu lalu.

Majhi tak punya uang, sehingga tak mampu menyewa ambulans dari rumah sakit. Pihak rumah sakit menolak untuk meminjamkan sebuah ambulans.

Majhi akhirnya pulang dengan berjalan kaki bersama anaknya yang masih remaja, sembari memanggul jenazah Amangadei.

"Saya meminta tolong pada semua orang, tapi tak ada orang. Saya tak punya pilihan selain membawa dia," kata Majhi.

Dalam perjalanannya, beberapa warga melihat dia dan ada yang memberitahukan kejadian ini kepada pihak berwenang.

Sampai akhirnya sebuah ambulans dikirim untuk membawa jasad istri Majhi.
Ini bukan pertama kalinya insiden seperti itu terjadi di wilayah tersebut. Banyak penduduk setempat yang membawa mayat anggota keluarga mereka dengan sepeda atau becak.

Menurut laman India Times, penduduk desa ini sering diperlakukan tidak adil karena miskin dan tak memiliki uang.

Setelah kejadian itu, pemerintah memberikan bantuan dana pemakaman untuk Majhi sebesar Rs 2.000 atau sekitar Rp 400 ribu dan Rs 10.000 atau Rp 2 juta dari Lembaga Palang Merah.



(Sumber: indiatimes.com)
- dream.co.id

Subscribe to receive free email updates: