"Jembatan ini lagi nge-hits di kalangan remaja Kecamatan Rembang dan sekitarnya. Banyak warga yang menyebutnya Jembatan Pelangi. Hampir setiap sore ramai pengunjung hanya untuk sekadar berfoto atau bersantai di tengah jembatan,” ujar Farida (30), warga Desa Sumampir, ketika berkunjung ke jembatan itu.
Jembatan gantung itu tak lagi difungsikan untuk lalu lintas kendaraan ini dibangun pada tahun 1977. Suparjo Rustam, Gubernur Jawa Tengah saat itu memberikan bantuan sebagai balasan atas kebaikan warga Dusun Sumingkir yang menyelamatkannya kala mengungsi pada masa perang Kemerdekaan Indonesia.
Jembatan sepanjang 60 meter dengan lebar sekitar 2,5 meter yang kedua sisinya hanya dibatasi rangkaian besi itu terlihat hampir roboh. Oleh karena itu, tidak ada kendaraan yang boleh melintas.
"Sekarang sudah diubah. Catnya warna-warni seperti pelangi. Jadi tempat berfoto yang asyik," tambah Farida.
Pegiat Desa Wisata Bantarbarang, Sunandar, mengatakan, sebuah cerita rakyat pun menjadi bumbu saat melakukan pengecatan jembatan gantung dengan warna seperti pelangi ini. Sejumlah warga berujar, menurut cerita nenek moyang mereka, banyak bidadari yang bermain di sekitar kedung dekat jembatan ketika muncul pelangi.
“Makanya, kami membuat versi nyatanya bukan hanya dongeng. Biar nanti banyak bidadari yang selfie di Jembatan Pelangi,” kelakarnya.
Dia mengatakan, pihak desa sengaja tidak memungut biaya untuk berkunjung ke kawasan tersebut. Terpenting, para pengunjung mematuhi aturan yakni melepas alas kaki saat masuk area jembatan, tidak mencoret-coret dan menjaga kebersihan. Demi keamanan, saat ini jumlah pengunjung yang boleh masuk pun dibatasi maksimal 15 orang.
Jembatan itu kini dilengkapi beberapa gazebo, payung serta balon yang memperindah dekorasi. Dipadu dengan cat warna-warni, tempat ini makin menarik untuk difoto.
baca juga :